WELCOME TO iqbaloooon's PAGE--www.iqbaloooon.blogspot.com--Moco-Mangan-Moleh

Selasa, 17 Januari 2012

Fakta Unik Tentang Burung Hantu


# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 1
Burung hantu memiliki 150 spesies berbeda yang hidup tersebar di semua benua di dunia, tentunya kecuali benua Antartika.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 2
Burung hantu adalah karnivora atau hewan pemakan daging. Santapan utama mereka adalah hewan-hewan pengerat kecil seperti tikus. Burung Hantu yang hidup di peternakan bahkan mampu memakan 1000 tikus pertahun. Makanan lain dari burung hantu adalah serangga, reptil-reptil kecil, dan ikan.
Burung hantu yang sedang menyantap tikus.
# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 3
Burung hantu memiliki telinga yang unik dengan ukuran dan tinggi yang berbeda dengan kepalanya. Bentuk yang unik ini memberikan pendengaran super kepada burung ini. Bahkan bisa dikatakan Burung hantu adalah burung paling baik daya pendengarannya. Hal ini sangat membantu burung hantu dalam menentukan pergerakan mangsanya, daripada mengandalkan kemampuan matanya yang cukup buruk.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 4
Burung Hantu memiliki lembaran-lembaran bulu di sekitar telinganya. Lembaran-lembaran ini bukanlah untuk mebantu pendengaran, melainkan untuk meperlihatkan kondisi burung tersebut, berkamuflase, atau untuk menakut-nakuti burung lainnya.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 5
Mata burung hantu terlingkupi oleh tulang mata sehingga tidak bisa digerakkan untuk melirik kanan atau kiri.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 6
Kepala burung hantu sangatlah hebat. Mengapa demikian? Karena kepalanya dapat berputar hingga 270 derajat!

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 7
Burung hantu memiliki 3 kelopak mata. Satu untuk berkedip, satu untuk tidur dan satu untuk menjaga mata agar tetap bersih dan sehat.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 8
Kaki burung hantu merupakan kaki zygodactyl dengan dua jari belakang dan dua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini semakin menguatkannya sebagai seorang Predator.
Bentuk kaki Burung Hantu di info-faktaunik.blogspot.com
Kaki burung hantu  ternyata sadis gan!!!

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 9
Ternyata tidak semua burung hantu adalah nocturnal atau selalu keluar pada malam hari. Beberapa diantaranya banyak yang keluar pada siang hari tergantung pada kondisi habitat, musim, serta makanan.

# Fakta Unik Tentang Burung Hantu 10
Burung hantu sudah ada sejak lama, terbukti dengan digunakannya burung hantu dalam simbol-simbol kuno seperti pada Mesir dan bangsa Maya. Fosil tertua burung hantu yang ditemukan diperkirakan telah berumur 58 juta tahun. Yang terbesar adalah Orinmegalonyx oteroi, dengan tinggi sekitar 3 kaki.

Referensi:
birding.about.com

Filosofi mendaki gunung



Jika kau ingin tahu lebih jelas mengenai sifat asli orang-orang dekatmu, ajaklah ia mendaki gunung. Di atas sana, kau akan menemukan bahwa kau tidak bisa menyembunyikan karakter aslimu. Kau akan menjadi dirimu sendiri, sepenuhnya.

Jika egois, maka di atas sana kau akan egois.
Jika penakut, maka di atas sana kau pun akan banyak diam.
Jika kau pengeluh, maka kau tidak akan berhenti mengeluh sepanjang perjalanan.
Dari situlah kita akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan diri masing-masing, dan kemudian kita bisa saling introspeksi diri.

Ya benar, mendaki gunung tak jauh berbeda dengan kehidupan. Sometimes kita melewati tanjakan yang terjal, hingga kita hampir2 menyerah, terkadang juga kita menyusuri jalanan di tepi jurang, harus hati2 melangkah karena jika tidak berhati2 bisa terpeleset. ketika terpeleset mampukah kita melanjutkan perjalanan, atau memilih mundur dan turun untuk selanjutnya pulang.

Terkadang melewati turunan yang curam, terkadang hanya padang ilalang datar ratusan meter. terkdang harus berhenti untuk melepas lelah setelah perjalanan panjang.


Seperti halnya hidup, ketika menempuh perjalanan kita banyak mengeluh karena capek atau menikmati saja pemandangan sekitar. itu adalah pilihan. dengan jalur yang sama, beban yang sama, sikap pendaki satu dengan yang lain tentu akan berbeda.beratnya beban di punggung adalah bekal kita. tidak murah memang segala bekal kita namun sangat sepadan dengan apa yang akan kita nikmati selama mendaki gunung.

Sesekali kita membutuhkan orang lain untuk berpegangan ketika melewati titian. terkadang kita harus mempercayakan nyawa kita kepada teman kita ketika kita perlu memanjat bagian gunung berupa tebing yang curam. sesekali kita membutuhkan teman kita untuk memasang tenda. sesekali kita membantu merawat teman yang sakit atau cidera dalam pendakian. kadang kita mebawa bekal yang “wah”, chicken nugget, baso, sayuran impor, sosis, jeruk mandarin, minuman bersoda dan berwarna, dsb, keril dengan bendera inggris sebagai logo, sleeping bag isi bulu angsa, sepatu trek dengan harga enam digit, dsb. terkadang pula kita hanya
membawa daypack isi raincoat sobek, roti yang sedikit basi, snack ringan dengan beralas kaki sandal jepit empat ribuan rupiah, serta tenda yang berlubang bahkan tanpa tenda.

SETIAP PENDAKI TIDAK SAMA

Di gunung kita hanyalah penumpang, numpang lewat, numpang nge-camp, numpang buang air. sering terjadi hal2 di luar akal sehat dan logika ketika kita tidak mengindahkan “tata krama” di gunung. disadari atau tidak, percaya atau tidak, hukum sebab akibat, karma dan samsara, berlaku sebagaimana kehidupan sehari2. bagaimana kita mempatkan diri di gunung, terhadap penduduk setempat, terhadap pepohonan, sungai, satwa, dan sebagainya merupakan gambaran bagaimana kita hidup sehari2. bagaimana perilaku seseorang di gunung adalah perilaku sesungguhnya dia di kehidupan sehari2nya.

Satu pendaki dengan pendaki lain berbeda pandangan mengenai pendakian yang berhasil. si A berpadnagan pendakian yang berhasil adalah jika dia telah sampai di puncak walau mungkin teman2 se-timnya tidak berhasil. si B berpandangan pendakian yang berhasil adalah jika seluruh anggota tim berhasil ke puncak bagaimanapun caranya. ada yang lebih senang mendaki sendirian, karena berbagai alasan, tidak mau merepotkan orang lain, lebih bebas sendirian, tidak mau direpotkan orang lain, sok berani, dsb. ada yang lebih suka dalam kelompok kecil karena bisa saling membantu, saling ketergantungan, mudah diatur2, dsb.

Ada yang mendaki dengan menikmati keseluruhan perjalanan dari belanja hingga puncak, hingga turun lagi, ada yang berprinsip bersakit2 dahulu (perjalanan berat, bawaan banyak, bekal lebih dari cukup) bersenang-senang kemudian (baru di puncak bisa menikmati naik gunung, keberhasilan katanya, bongkar bekal, dan pesta), ada yang dari awal sampai turun lagi cuma ngeluh karena mendaki gunung karena terpaksa ada yang cuma iseng dan ikut2an , asik ajah….bla..bla..

Filosofi Mendaki Gunung Bagaimana kita mendaki gunung, seperti itulah kita menjalani hidup kita.

Dan di atas sana, di tengah-tengah angin yang menderu-deru, di antara jurang yang berujung kelam, omong kosong kalau kau tidak bicara tentang Tuhan. Kau akan menyadari seberapa kecil dan lemahnya dirimu di tengah hamparan alam semesta.

SUMBER : www.kalakay.com

Senin, 16 Januari 2012

Rangkuman Kisah di Atas Sana [CatPer]

Senja itu gemercik hujan tak henti menyapa, menyambut  setitik semangat menuju puncak abadi, tetapi kami tak ingin bermesraan dengan riuhnya hujan sembari menanti kumandang pujian untuk Sang Kuasa. Senja segera terpejam, kiranya cukup bagi kami untuk memulai pertaruhan, kami memulai pijakan pertama dengan penuh keyakinan, kami terus berjalan walau diselimuti dinginnya pelukan malam.
Hingga kami mendapati sebuah gubuk kecil bercahayakan lampu minyak. Gubuk yang mungkin menjadi pertanda adanya peradaban terakhir di sekitar kami. Sembari sejenak meluruskan tumpuan, kami sempatkan mengisi air yang akan berubah menjadi nyawa tambahan bagi kami nanti. Detik detik berlalu memaksa kami untuk terus berperang. Wajah wajah penuh semangat masih menghiasi perjalanan malam ini.
Memang payah mulai memukul, tapi semangat  dapat menjadi benteng terkuat dalam diri. Hingga akhirnya kami temui sebidang tanah yang menjadi bekas gubuk yang telah termakan usia. Beratnya beban yang tertumpu dibalik punggung kami memaksa kami berlama-lama di persinggahan ini sambil sekedar menghapus dahaga atau bahkan menikmati beberapa batang penghangat penuh kontroversi. Angin malam terus menyemangati, mungkin jiwa kami harus segera memerintah kaki kaki kami untuk melangkah lagi.
Ditengah langkah-langkah kaki kami terdengar gemuruh mesin beroda empat turun membawa hasil bumi karunia Sang Ilahi. Tanpa terasa malam semakin larut, tak terlihat satupun cahaya bintang yang mungkin menjadi pertanda malam ini akan hujan. Kami terus melangkah, gemercik suara mata air terdengar semakin jelas. Suara yang menjadi cambukan bagi kaki kami untuk berlari dan segera berbagi keceriaan dengan hangatnya suasana malam di kokopan.
Langkah kami tak henti bergulir, alangkah bahagianya jiwa saat menginjakkan kaki di shelter pertama ini. Untuk sementara beban berat serasa lenyap dari raga ini. Tak ingin menunggu lama, kami segera membangun tempat perlindungan untuk malam yang masih  panjang ini. Bersantai didepan tenda mungkin pilihan tepat kali ini, mengingat  masih terlalu jauh medan yang harus kami perangi esok hari.
Tanpa terasa kami telah terlelap didalam pelukan mesra kokopan. hingga sinar surya yang tampak disamping kerucut Penanggungan membangunkan kami di minggu pagi. Gemercik air, semilir angin, dan rerumputan yang tak henti menari diiringi hangat indah sang surya mentari membuat kami masih ingin berlama lama dipelukan kokopan ini. Suara gemercik jernihnya mata air seakan mengundang kami untuk sekedar membasuh diri atau meneguk air langsung dari peraduannya. Mentari semakin meninggi, pertanda perut kami harus segera terisi. Nasi ala pendaki ditemani tempe dan dipadu ikan teri dirasa cukup memenuhi nutrisi sampai hari nanti.
Kabut beranjak naik, pertanda bagi kami untuk segera menyusul, kami memulai langkah penuh harapan menuju shelter 2 – pondokan. Centi demi centi kami lampaui, tak terasa sudah 2 jam kami melangkah. Tanpa ada tanda tanda, hujan dating mengiringi langkah kami. Perlahan lahan kami mulai menggigil, sebagian tenaga hanyut bersama aliran air. Namun sekali lagi, semangat menjadi benteng terakhir bagi kami. 2 jam berlalu, hujan mulai membisu, Sang serya mulai Nampak tepat diatas kepala. Sejenak kami berhenti, namun mentari memaksa kami berlama lama di sini, sembari mengeringkan diri setelah 2 jam diguyur hujan.
Terlalu lama berhenti membuat kami malas untuk berdiri, tapi kami harus memaksa kaki kami untuk melangkah lagi, mengingat kira kira 3 jam lagi kami baru sampai di pondokan. Baru saja berjalan, tanjakan dengan elevasi lebih dari setengah siku sudah menyambut kami. Perlahan lahan kami berjuang menaklukkan tanjakan ini meski harus berhenti berkali kali.
Rasa kecewa sempat menghinggapi jiwa kami tatkala kami mendapati sumber air di ujung tanjakan tak mengalir. Tapi apa boleh buat, kami harus bias menahan dahaga lebih lama lagi. Tanjakan ini benar benar menguras tenaga kami. Tapi kami tak ingin berhenti lagi, mengingat masih terlampau jauh jarak yang harus kami lewati.

Semakin lama kami semakin lelah. Di sela sela rapatnya hutan pinus mulai terdengar rengekan rengekan kecil yang mungkin butuh asupan semangat dari sang saudara. Tetapi, lama lama rengekan itu mulai hilang seiring tutunnya hujan. Ya, hujan mulai turun lagi dengan dahsyatnya. Kami tak henti melangkah hingga terlihat kepulan asap keluar dari gubuk gubuk kecil penyimpan belerang. Langkah kaki kami percepat, dengan harapan lebih cepat sampai di pondokan guna mengurangi rasa kedinginan.

Tanpa menunggu lama kami telah menginjakkan kaki di pondokan. Dibawah atap gubuk kami berteduh, menghindari guyuran hujan yang semakin deras saja. Waktu terus berlalu, tapi hujan tak jua reda. Kami mulai menggigil. Sebagian semangat kami lenyap, semangat meraih puncak esok hari seakan sirna. Tujuan dari awal mulai terbuang jauh. Satu lagi masalah bagi kami, kami tak mungkin mendirikan tenda jikalau hujan masih berirama.
Hari mulai gelap, pertanda buruk bagi kami jika tak juga mendirikan tempat perlindungan. Sebuah hidayah akhirnya dating saat salah seorang penambang berbaik hati meminjamkan suraunya untuk kami tempati hingga esok hari. ditengah dingin kami memindahkan karier karier kami masuk ke dalam surau. Alhamdulillah, surau berukuran 3x4 meter ini mampu menampung 22 orang anggota kami, meski kami harus tidur dengan keadaan duduk.
Rasa lelah memaksa mata kami untuk terpejam. Hingga akhirnya suara canda tawa badai khas lembah kidang-lali jiwo membangunkan kami saat hari masih berumur 1 jam. Mungkin hari masih terlalu dini untuk menyambut kami. Terlihat cuaca masih terlalu buruk dan berbahaya. Dan kami pun memutuskan untuk benar benar tidak berjalan menuju puncak. Semakin lama gelap semakin hilang, pertanda malam berganti pagi. Saat itu juga kami merenung, dalam hati berkata “untuk apa kami kemari, kalau bukan untuk meraih puncak.”
tujuan awal, apapun keadaan yang terjadi. Subhanallah, tiba tiba hujan berhenti, mentari mulai terlihat. Semoga itu pertanda bagi kami untuk bergegas menuju Puncak Welirang. Tak ingin membuang kesempatan kami pun segera bersiap. Bersiap menggapai puncak impian.
Kami mulai berjuang lagi. Fisik, mental, logistik, dan tentunya semangat semuanya telah bersiap. Perjuangan berat ini dimulai dengan makadam berliku dan menanjak yang seakan tak ada ujungnya. Memang perjalanan kali ini lebih banyak menguras fisik, tapi yang harus berbicara lebih banyak adalah semangat dan mental. Dan tak lupa dalam hati kami selalu terselip doa kepada sang kuasa, “ya Allah izinkanlah otak kami untuk terus memerintah kaki ini agar terus berjalan lebih jauh lagi”. Sungguh terasa, Dua jam berlalu, makadam mulai terlihat berujung.
Lega rasanya saat kaki ini tak lagi menginjak makadam, melainkan tanah yang sedikit terselimuti oleh belerang. Vegetasi telah berbeda, pinus menjulang mulai hilang, terganti oleh eidelweiss dan candigi yang menandakan titik tertinggi akan segera tercapai. Terlihat tanah lapang yang kami istilahkan seperti lapangan basket. Di situ Kami sempatkan membuka bekal, karena perut belum terisi sejak di pondokan. Kami harus segera berjalan lagi, karena cuaca semakin tak menentu saja.
Medan kali ini 180 derajat berbeda dengan sebelumnya, hampir tak ada kemiringan disini. Namun kami harus tetap waspada karena di kanan tebing di kiri jurang. Dalam kondisi seperti ini hanya kabut yang mungkin menjadi masalah. Kabut yang membuat jarak pandang semakin pendek saja. Tanpa kami sadari, sudah tak ada satupun vegetasi disekeliling kami. Hanya batuan vulkanis yang tersebar bebas, atau bahkan telah tertata oleh tangan tangan manusia yang mungkin “terlalu Kreatif”.
Aroma khas belerang semakin menyengat. Mulai terlihat kepulan asap putih keluar di bibir kawah. Keberadaan oksigen mulai tergusur. Cadangan oksigen yang kami bawa bagaikan makanan ringan, yang membuat penikmatnya merasa ketagihan. Kami terus berjalan hingga kami tak mampu menemui titik yang lebih tinggi lagi selain yang kami injak ini. Apakah ini puncak? Kami belum yakin dengan hal ini. Hingga perkiraan kami diperkuat oleh sebuah batu besar yang bertuliskan “PUNCAK WELIRANG-3156 MDPL”. Tanpa basa basi kami segera bersujud kepada Ilahi. Mengucap sukur atas karunia-Nya. Mengucap selamat kepada para saudara. Dan tak lupa berfoto serta menikmati panorama di tempat ini


Seakan sudah mengerti, kabut mulai menyingkir. Terlihat dengan jelasnya trisula Puncak Arjuno-3339mdpl Berbaris gagah jauh disana. Dan Puncak Penanggungan-1678mdpl walau terlihat sedikit “mini”. Sebuah kebanggaan bagiku bisa berdiri dan melihat tiga puncak pertamaku di sini. Tapi sayang, Kami tak boleh terlalu di tempat ini. Aroma belerang yang semakin menyengat seakan memerintah kami untuk segera turun.

Berani dan Bangga – Majapala.

--END--

[info] Java Robot Contest

Halo sobat, kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai Kompetisi Robot Tingkat Nasional. Mungkin teman - teman tak asing lagi mengenai acara ini. Java Robot Contest III atau nama kerennya JRC III. acara JRC III ini berlangsung pada tanggal 3 - 4 Maret 2012. dalam acara ini ada 7 hal yang akan dilombakan

  1. Line Tracer Mikro (Labirin) [Mahasiswa]
  2. Line Tracer Mikro On The Spoot [Mahasiswa]
  3. Line Tracer Analog [SD]
  4. Line Tracer Analog Estafet [SMP/SMA]
  5. Robo Soccer
  6. Fotografi
  7. DoTA
 nah kawan, berikut little banner untuk JRC III. 
Java Robot Contest III Kompetisi Robot Tingkat Nasional
Artikel ini boleh disebarluaskan. Mohon bantuan dari teman - teman untuk menyebarkan informasi ini.